MENCEGAH PERADANGAN
Kunyit memiliki zat Kurkumin, yaitu senyawa fenol yang bertanggung jawab atas warna kuning pada Kunyit, diteliti mempunyai manfaat kesehatan yang banyak, selain membuat masakan sedap dan berwarna. Kurkumin ini memiliki efek antioksidan yang sangat kuat. Sebagai antioksidan, Kurkumin mampu menetralisir radikal bebas.
Hal ini penting dalam banyak penyakit, salah satunya adalah radang sendi (rheumatoid arthritis), di mana radikal bebas merupakan penyebab peradangan sendi yang menyakitkan dan kerusakan pada sendi. Senyawa tersebut menghambat molekul NF-kB yang merupakan salah satu penyebab utama munculnya peradangan.
MENCEGAH KANKER
Kandungan antioksidan Kurkumin pada Kunyit dapat melindungi sel-sel usus besar dari radikal bebas yang dapat merusak DNA. Proses ini sangat bermanfaat khususnya bagi usus besar yang mana pergantian sel cukup pesat, yang terjadi kira-kira setiap tiga hari. Karena replikasi sel ini sering terjadi, mutasi DNA pada sel usus dapat menyebabkan pembentukan sel-sel kanker jauh lebih cepat. Kurkumin juga membantu tubuh untuk menghancurkan sel-sel kanker, sehingga mereka tidak dapat menyebar ke seluruh tubuh yang dapat membuat kerusakan yang lebih parah. Cara utama kurkumin melakukannya adalah dengan meningkatkan fungsi hati. Kurkumin juga mampu menghambat sintesis protein dianggap berperan dalam pembentukan tumor dan mencegah perkembangan suplai darah tambahan yang diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel kanker, seperti Kanker Hati, Kanker Usus Besar, Kanker Darah, dan Kanker Prostat
MENINGKATKAN FUNGSI HATI
Sudah sejak dulu Kunyit dikenal memiliki manfaat yang baik bagi Hati atau Liver. Hati merupakan organ vital yang berfungsi menetralkan dan menghilangkan racun-racun atau toksin dalam darah. Kunyit mampu mengoptimalkan fungsi Hati tersebut, untuk membersihkan atau mendetoksifikasi racun-racun atau toksin dalam darah.
MEMBASMI ALZHEIMER
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa senyawa Kunyit dapat mempromosikan batang profilerasi dan diferensiasi sel di otak, memberikan harapan bagi pasien yang menderita stroke dan penyakit Alzheimer. Senyawa bioaktif yang ditemukan dalam rempah-rempah ini disebut aromatic (ar-) turmerone, dan penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa senyawa tersebut dapat menghadang aktivasi sel mikroglia.
Para peneliti menjelaskan bahwa mereka berfokus pada sel-sel induk saraf endogen (Neural Stem Cells – NSC), sel-sel induk yang ditemukan dalam otak orang dewasa. NSC ini berdiferensiasi menjadi neuron, memainkan peran penting dalam memperbaiki diri dari fungsi otak pada penyakit seperti Alzheimer. Mereka menemukan bahwa dalam konsentrasi tertentu, senyawa tersebut meningkatkan profilerasi NSC hingga 80% tanpa mempengaruhi kematian sel apapun.
TINGGI ANTIOKSIDAN
Kandungan Kurkumin pada kunyit merupakan salah satu antioksidan kuat yang dapat menetralkan radikal bebas karena struktur kimia yang dimilikinya. Selain itu Kurkumin juga meningkatkan aktivitas enzim antioksidan di dalam tubuh sendiri. Dengan cara ini, curcumin memberikan perlawanan / membunuh radikal bebas.
MENGANDUNG VITAMIN C & VITAMIN B KOMPLEKS
Kunyit segar mengandung vitamin C yang cukup baik, sekitar 23,9 mg vitamin C per 100 akar .Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air dan juga merupakan antioksidan alami yang kuat, membantu tubuh meningkatkan kekebalan terhadap agen penyebab infeksi, dan menangkal efek radikal bebas.
Selain itu, Kunyit adalah sumber vitamin penting dari B kompleks, seperti piridoksin ( vitamin B6 ) , kolin, niasin, riboflavin, piridoksin, dll .100 g kunyit menyediakan 1,80 mg, atau 138 % dari tingkat kebutuhan tubuh harian yang disarankan. Pyridoxine bermanfaat untuk pengobatan homcystinuria, dan anemia sideroblastic. Sementara Niasin akan membantu mencegah dermatitis.
TINGGI MINERAL
Kunyit juga mengandung mineral yang cukup tinggi, seperti kalsium, zat besi, kalium, mangan, tembaga, seng , dan magnesium. Kalium adalah salah satu komponen penting dari sel dan cairan tubuh yang membantu untuk mengontrol detak jantung dan tekanan darah. Mangan digunakan oleh tubuh sebagai cofaktor enzim antioksidan, superoksida dismutase. Sementara Zat Besi adalah kofaktor penting untuk enzim sitokrom oksidase pada metabolisme tingkat sel, dan diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
0 comments:
Post a Comment